Makassar (ANTARA News) - Sejumlah nelayan menyoroti BUMN Pertamina karena dinilai tidak berpihak kepada nelayan, sehingga berdampak pada tingkat strata sosial terendah.
Ketua Asosiasi Nelayan Indonesia, Sulawesi Selatan Daeng Aco, di Makassar, Jumat, mengatakan, Pertamina tidak lagi peka terhadap kepedulian sosial, buktinya salah satu dampak misalnya pada distribusi Bahan Bakar Solar yang tidak optimal pada SPBUN di Pelabuhan Perahu Paotere.
"Bukan hanya kekurangan solar tetapi bantuan sosial yang menyentuh masyarakat miskin pun tidak pernah ada," katanya.
Selain itu, Aco, mengungkapkan pihak Pertamina seharusnya sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harusnya memiliki andil besar dalam pembangunan sumberdaya manusia untuk mensejahterakan rakyat sesuai amanah Undang-undang Dasar 1945.
"Harusnya Pertamina pro aktif memberikan bantuan sosial dan pembinaan kepada msayarakat nelayan yang hidupnya tergantung dari hasil tangkapan ikan," urainya.
Nelayan lain, Muhammad Sulaeman, mengaku dengan cuaca yang tidak kunjung membaik akhir-akhir ini ditambah sulitnya bahan bakar solar untuk dipakai melaut menambah penderitaan nelayan.
"Mau diapa pak, kalau sudah begini hanya bisa tinggal di rumah, terkadang kami berutang untuk menyambung hidup kepada rentenir," ajarnya.
"Hanya 500 liter Pak pasokan yang masuk, terkadang dua hari baru masuk di SPBUN, dan jumlah itu sangat kurang," kata Sudirman, Ketua kelompok nelayan lainnya.
Nelayan lain, Syamsuddin, mengungkapkan, terkadang penyaluran dari Depo Pertamina Makassar hanya 2 - 3 kali seminggu itupun dalam kapasitas terbatas sehingga tidak semua nelayan dapat menikmati solar. (T.PSO-282/F003)
COPYRIGHT © 2011