Rabu, 20 Februari 2013

SPBU Majene Diduga Salahgunakan Solar


Selasa, 30 Oktober 2012 15:01 WITA | Sulbar
Majene, Sulbar (ANTARA News) - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kabupaten Majene Sulawesi Barat diduha disalahgunakan salah satu pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah itu sehingga merugikan nelayan setempat.

Seorang nelayan Majene, Hasir di Majene, Selasa, mengaku sering tidak mendapatkan jatah solar dari SPBU di Kecamatan Malunda, Majene, akibat stok solar sering habis setelah dijual kepada salah satu perusahaan pemilik alat berat.

"Terkadang kami tidak melaut karena tidak mendapat jatah solar dari SPBU. Setelah kami telusuri, stok solar cepat habis karena didominasi oleh pemilik alat berat yang harusnya tidak menggunakan BBM bersubsidi jenis solar," ungkapnya.

Dia mengaku, penjualan solar bersubsidi kepada salah satu perusahaan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Hasir berharap, hal ini perlu diawasi oleh pemerintah melalui dinas terkait karena merugikan banyak pihak yang seharusnya lebih layak menggunakan BBM bersubsidi dibanding diguganakan oleh perusahaan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi (Distamben) Majene, Ahmad Rafli Nur mengaku telah melayangkan surat teguran kepada pengelola SPBU Malunda untuk menghentikan penjualan BBM bersubsidi kepada pihak yang dianggap tidak layak menggunakannya.

"Memang benar kami sering menerima laporan warga terkait adanya penyelewengan BBM bersubsidi, utamanya jenis solar, untuk itu kami telah mengirimkan surat teguran kepada pengelola SPBU agar segera menghentikan aktivitasnya," tukasnya.

Dia juga mengharapkan agar warga bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menelusuri penyaluran BBM bersubsidi kepada perusahaan shingga bisa segera diantisipasi.

Rafli mengaku, hal ini merupakan kesalahan pengelola SPBU yang sengaja menyalurkan BBM bersubsidi kepada perusahaan, selain itu penyalahgunaan BBM juga harus ditanggung oleh perusahaan.

"Sesuai aturan, BBM bersubsidi harusnya tidak digunakan oleh perusahaan. Mereka harus membeli sendiri BBM non-subsidi ke PT. Pertamina depo Kotamadya Parepare, Sulawesi Selatan, sebagai penyalur BBM di Kawasan Sulbar," jelasnya. (T.KR-AHN/S016)


COPYRIGHT © 2012

BBM SPBU Sulbar tak Sebanding Jumlah Kendaraan


Kamis, 10 Mei 2012 12:58 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Sulawesi Barat menilai, pasokan Bahan Bakar Minyak pada sejumlah Stasion Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) cepat habis terjual akibat tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang kian meningkat di wilayah itu.

"Pertumbuhan kendaraan di Sulbar dalam beberapa tahun terakhir meningkat hingga 3.000 persen. Peningkatan pertumbuhan kendaraan roda dua dan empat ini tentu tak sesuai dengan kebutuhan pasokan BBM ke SPBU yang disuplai oleh Depot Pertamina," kata Kepala Distamben Sulbar, Ir.Agussalim Tamaodjoe di Mamuju, Kamis.

Menurutnya, sejak Sulbar terbentuk pada 2004, memisahkan dari provinsi induk Sulawesi Selatan, telah tercatat angka kendaraan bermotor yang beroperasi lebih dari 62.317 unit.

Angka ini berdasarkan data kendaraan pada Samsat yang taat membayar pajak, dan ini belum termasuk kendaraan plat nomor polisi provinsi lain seperti dari Sulsel yang menggunakan plat DD, dari Sulteng dengan plat DN dan plat kendaraan nomor polisi dari provinsi lainnya.

Ia mengatakan, berdasarkan data Samsat Mamuju jumlah kendaraan yang beroperasi di Provinsi Sulbar sekitar 62.317 unit, terdiri atas kendaraan roda empat mencapai 58.916 unit dan kendaraan roda dua 3.401 unit.

"Meningkatnya pertumbuhan kendaraan ini tentu memicu stok penjualan BBM di SPBU cepat ludes terjual karena kuota yang dipasok depot Pertamina terbatas," katanya.

Pemicu lain sehingga sejumlah stok BBM di SPBU wilayah Sulbar cepat habis kata dia, karena lintas jalan trans Sulawesi bagian barat menjadi akses alternatif bagi kendaraan lintas provinsi.

Saat ini kendaraan bis dari provinsi Suluawesi Utara, Gorontalo maupun Sulteng memilih melewati jalur trans Sulawesi lintas barat atau tak lagi melewati lintas timur jalan trans Sulawesi. Karena itu stok BBM pada setiap SPBU di Sulbar cepat habis terjual, katanya.

Untuk itu pemerintah pusat diharapkan bisa memberikan tambahan kuota pasokan BBM untuk wilayah Sulbar guna menghindari kelangkaan BBM, karena jumlah kendaraan terus bertambah. (T.KR-ACO/S004)


COPYRIGHT © 2012

Distamben : Stok BBM dan Gas majene Aman


Kamis, 25 Oktober 2012 14:37 WITA | Sulbar

Majene, Sulbar (ANTARA News) - Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menyatakan, stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan gas elpiji isi tiga kilogram aman sebelum dan beberapa hari setelah perayaan Idul Adha 1433 Hijriyah.

"Selama tidak ada gangguan distribusi BBM dan gas elpiji dari depo PT. Pertamina Kotamadya Parepare, Sulawesi Selatan, pasokan bisa dipastikan tetap akan aman hingga terdistribusi kepada seluruh warga yang dianggap membutuhkan," ungkap Kepala Distamben Majene, Ahmad Rafli Nur di Majene, Kamis.

Khusus untuk BBM jenis premium, empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Majene mendapat jatah sebanyak 12 ribu liter per hari dengan jumlah pendistribusian bergiliran, terkadang didistribusikan 16 ribu liter per hari per SPBU dan terkadang 8.000 liter per hari.

Sementara itu, jumlah gas elpiji isi tiga kilogram yang disalurkan setiap hari sebanyak 1.680 tabung yang juga didatangkan dari Pertamina Parepare.

"Setiap harinya, sebanyak tiga truk gas elpiji isi tiga kilogram ke Majene. Setiap kendaraan mengangkut 560 gas elpiji untuk didistribusikan ke pangkalan," jelasnya.

Khusus untuk kawasan Majene, Rafli mengatakan terdapat dua perusahaan pemasok, yaitu PT. Ramalanti dan PT. Hasan Basri. Seluruhnya langsung didstribusi kepada 44 pangkalan sesuai kuota yang telah ditetapkan untuk selanjutnya didistribusi kepada warga.

Jumlah yang dipasok setiap hari diseimbangkan dengan kebutuhan warga, dia mengaku itu sudah bisa memenuhi seluruh kebutuhan warga yang saat ini hampir seluruhnya menggunakan gas elpiji untuk kebutuhan rumah tangga.

"Kami menjamin, pasokan BBM dan gas elpiji tetap akan normal didistribusi selama beberapa hari ke depan sehingga tidak berpengaruh terhadap lonjakan harga sebab selama ini lonjakan harga sering terjadi akibat pasokan tidak terdistribusi dengan baik kepada warga," jamin Rafli. (T.KR-AHN/N001)

COPYRIGHT © 2012

Sulbar Bangun Depo Pertamina Senilai Rp180 Miliar

Minggu, 25 November 2012 07:28 WITA | Sulbar
Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menyiapkan anggaran untuk membangun Depo Pertamina senilai Rp180 miliar pada tahun 2013.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Ismail Zainuddin di Mamuju, Sabtu, mengatakan untuk mendukung pembangunan di Sulbar, pemerintah daerah akan membangun Depo Pertamina.

Ia mengatakan, Depo Pertamina yang akan dibangun pemerintah daerah berlokasi di areal Pelabuhan Belang Belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.

Menurut dia, kebutuhan anggaran membangun Depo Pertamina itu mencapai Rp180 miliar yang bersumber dari APBN.

Sekda mengatakan, Depo Pertamina yang dibangun itu berkapasitas sekitar 10.000 ton dan lahan yang akan digunakan untuk pembangunannya telah disiapkan pemerintah seluas dua hektare.

"Pihak Pertamina telah menyetujui pembangunan depo setelah meninjau kelayakan areal yang akan dijadikan lokasi pembangunannya di Pelabuhan Belang Belang Mamuju," katanya.

Menurut dia, pembangunan Depo Pertamina di Sulbar bertujuan agar kebutuhan BBM di daerah ini terpenuhi.

"Depo tersebut dibangun bertujuan agar pasokan BBM yang dibutuhkan masyarakat maupun industri untuk pembangunan tidak lagi didistribusikan dari Depo Pertamina Pare-Pare, Provinsi Sulawesi Selatan seperti selama ini," katanya.

Dengan adanya depo tersebut Pertamina dapat langsung mendistribusikannya melalui Pelabuhan Belang Belang Mamuju yang jaraknya hanya sekitar 30 kilometer dari Kota Mamuju.

"Selama ini BBM di Sulbar dipasok dari Depo Pertamina Pare-Pare yang jaraknya sekitar 300 kilometer dari Kota Mamuju, karena itu Provinsi Sulbar bertekad membangun sendiri Depo Pertamina agar tidak lagi kewalahan memasok BBM dari Pare-Pare yang jaraknya jauh, dan kadang terlambat," katanya. (T.KR-MFH/E005)


COPYRIGHT © 2012

Investasi Pembangunan Depot Pertamina Capai Rp129 Miliar


Minggu, 30 September 2012 21:46
Mamuju (ANTARA News) - Nilai investasi yang disiapkan untuk membangun Depot Pertamina di Mamuju, Sulawesi Barat, diperkirakan akan menelan dana Rp129 miliar.

"Nilai investasi yang kita siapkan untuk membangun Depot Pertaminan di Mamuju cukup besar mulai dari biaya pembebasan lahan sekitar Rp4 miliar dan pembangunan fisik dengan kisaran dana sebesar Rp125 miliar," kata Direktur BUMD Sulbar, Harri Warganegara di Mamuju, Minggu.

Menurut Harry setelah pembangunan Depot Pertamina rampung maka selanjutnya akan dibangun kontrak kerjasama antara pihak swasta, BUMD dan Pertamina.

Saat ini kata dia, proses pematangan lahan sementara dilaksanakan karena sebelumnya lahan yang disiapkan kurang strategis.

"Jika tidak salah sekitar empat titik lokasi yang kita siapkan. Alhamdulillah, lokasi yang ada sekarang ini dianggap cocok untuk kita bangun Depot Pertamina," jelasnya.

Ia menuturkan, pembangunan Depo Pertamina ini akan dibangun pada tahun 2013 yang nantinya akan ditempatkan pada areal kawasan pembangunan dermaga pelabuhan laut di Belang-Belang, sekitar 50 kilometer dari Kota Mamuju.

Harry yang juga ketua Kadinda Sulbar ini menyampaikan, setelah depot Pertaminan ini beroperasi maka BUMD bersiap untuk memberikan pendapatan untuk daerah ini.

"Kami dari BUMD hanya berperan aktif melakukan kerjasama dengan pihak swasta. Nantinya, akan dilakukan sistem bagi hasil sehingga kami prediksi Depot Pertamina ini baru bisa memberikan kontribusi pendapatan di 2013 mendatang,"ujarnya.

Ia menyampaikan, sebagai provinsi yang otonom sudah sepantasnya daerah ini memiliki depot Pertamina sendiri guna memberikan pelayanan yang lebih cepat terhadap konsumen yang membutuhkan BBM.

"Pembangunan Depot Pertamina adalah sebuah keharusan sebagai provinsi yang otonom. Apalagi, pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat harus diimbangi dengan tersedianya pasokan BBM termasuk bahan bakar avtur pesawat terbang," kata dia.

Selama ini kata dia, kelangkaan BBM terkadang mewarnai sejumlah SPBU di Sulbar diantaranya SPBU Kabupaten Polewali Mandar, Majene, Mamasa, Mamuju Utara dan Mamuju.

"Kelangkaan BBM karena terlambatnya pasokan dari depot Pertamina Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Makanya, jika depo itu terbangun pelayanan BBM setiap SPBU tidak lagi akan terhambat," katanya. (T.KR-ACO/E001)