Mamuju (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sulawesi Barat, memiliki aset senilai Rp128 miliar yang terus meningkat dan manajemen telah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah.
Direktur BUMD Provinsi Sulbar Harry Warganegara di Mamuju, Senin, mengatakan, aset tersebut di antaranya adalah PT Sulbar Integrated Sourbes (SIS) yang merupakan perusahaan jasa penyedia logistik untuk kebutuhan pengolahan tambang minyak dan gas di Sulbar.
Direktur BUMD Provinsi Sulbar
"PT SIS tersebut saat ini mengelola jasa logistik untuk perusahaan migas Tately NV, yang melakukan ekplorasi migas di Blok Budong Budong Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulbar, aset itu senilai Rp3 miliar," katanya.
Menurut dia, aset lainnya yang dimiliki BUMD di sulbar adalah depo pertamina di Pelabuhan Belang Belang Mamuju, dengan nilai aset senilai Rp125 miliar.
Oleh karena itu ia membantah anggapan jika BUMD Sulbar saat ini dianggap sebagian kalangan di DPRD Sulbar tidak akan mampu memberikan pendapatan bagi daerah ini, karena aset yang dimiliki BUMD miliaran rupiah itu ketika dikelola akan mampu menambah pendapatan daerah.
"Mungkin saat ini aset BUMD Sulbar belum menampakkan hasil karena belum dihitung berapa hasil yang akan disumbang untuk daerah ini ketika aset itu dioptimalkan fungsinya sebagai usaha,"katanya.
Tetapi kata dia, setelah aset yang sudah beroperasi pada tahun ini itu dihitung hasilnya kedepan maka akan dapat menambah pendapatan daerah ini pada tahun depan.
"Kita lihat pada tahun depan berapa penghasilan untuk daerah ini dari aset yang dibangun tanpa adanya bantuan pemerintah di daerah ini tetapi kerjasama dengan pengusaha dari sejumlah BUMD dari beberapa wilayah di Indonesia itu,"katanya.
Yang jelas kata dia, aset itu akan menambah pendapatan daerah ini hingga miliaran rupiah.
Ia mengatakan, aset BUMD di Sulbar lainnya yang diyakini akan menambah pendapatan daerah adalah PLTA Karama yang akan dibangun di Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju dan Jalan Arteri sepanjang 102 kilometer dari Kecamatan Tapalang menuju Kota Mamuju dan Bandara Mamuju.
"Aset itu senilai Rp22 triliun yang merupakan aset BUMD dari investor negara China setelah Provinsi Sulbar dan BUMD Sulbar bekerjasama dengan investor tersebut,"katanya.
Ia mengaku dari aset senilai Rp22 triliun itu diyakini juga akan dapat menambah pendapatan daerah ini mulai dari miliaran rupiah hingga triliunan rupiah.
"Jadi aset itu belum bisa dihitung hasilnya sekarang, karena hasilnya tidak instan, karena sementara akan dibangun dan dioperasikan, tunggu saja nanti," katanya.
Direktur BUMD Provinsi Sulbar Harry Warganegara di Mamuju, Senin, mengatakan, aset tersebut di antaranya adalah PT Sulbar Integrated Sourbes (SIS) yang merupakan perusahaan jasa penyedia logistik untuk kebutuhan pengolahan tambang minyak dan gas di Sulbar.
Direktur BUMD Provinsi Sulbar
"PT SIS tersebut saat ini mengelola jasa logistik untuk perusahaan migas Tately NV, yang melakukan ekplorasi migas di Blok Budong Budong Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulbar, aset itu senilai Rp3 miliar," katanya.
Menurut dia, aset lainnya yang dimiliki BUMD di sulbar adalah depo pertamina di Pelabuhan Belang Belang Mamuju, dengan nilai aset senilai Rp125 miliar.
Oleh karena itu ia membantah anggapan jika BUMD Sulbar saat ini dianggap sebagian kalangan di DPRD Sulbar tidak akan mampu memberikan pendapatan bagi daerah ini, karena aset yang dimiliki BUMD miliaran rupiah itu ketika dikelola akan mampu menambah pendapatan daerah.
"Mungkin saat ini aset BUMD Sulbar belum menampakkan hasil karena belum dihitung berapa hasil yang akan disumbang untuk daerah ini ketika aset itu dioptimalkan fungsinya sebagai usaha,"katanya.
Tetapi kata dia, setelah aset yang sudah beroperasi pada tahun ini itu dihitung hasilnya kedepan maka akan dapat menambah pendapatan daerah ini pada tahun depan.
"Kita lihat pada tahun depan berapa penghasilan untuk daerah ini dari aset yang dibangun tanpa adanya bantuan pemerintah di daerah ini tetapi kerjasama dengan pengusaha dari sejumlah BUMD dari beberapa wilayah di Indonesia itu,"katanya.
Yang jelas kata dia, aset itu akan menambah pendapatan daerah ini hingga miliaran rupiah.
Ia mengatakan, aset BUMD di Sulbar lainnya yang diyakini akan menambah pendapatan daerah adalah PLTA Karama yang akan dibangun di Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju dan Jalan Arteri sepanjang 102 kilometer dari Kecamatan Tapalang menuju Kota Mamuju dan Bandara Mamuju.
"Aset itu senilai Rp22 triliun yang merupakan aset BUMD dari investor negara China setelah Provinsi Sulbar dan BUMD Sulbar bekerjasama dengan investor tersebut,"katanya.
Ia mengaku dari aset senilai Rp22 triliun itu diyakini juga akan dapat menambah pendapatan daerah ini mulai dari miliaran rupiah hingga triliunan rupiah.
"Jadi aset itu belum bisa dihitung hasilnya sekarang, karena hasilnya tidak instan, karena sementara akan dibangun dan dioperasikan, tunggu saja nanti," katanya.