RADAR SULBAR 14/09/2012
Jawab Tantangan Ekonomi, Pemprov Pikat Investor
JAKARTA — Pemprov Sulbar terus berupaya menumbuhkan gairah perekonomian Sulbar dengan memaksimalkan potensi lokal daerah. Mendukung usaha tersebut, Pemprov tidak hanya mengandalkan anggaran APBN, apalagi APBD Sulbar yang sangat terbatas. Sejumlah investor berhasil dipikat untuk menanamkan investasinya di Provinsi termuda ini.
Diantaranya, memikat investor dari Malaysia dan Jakarta untuk pengembangan perkebunan karet di Mambi dan Aralle Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar. “Sudah disurvey, dan bupati sudah memberikan ijin
untuk itu,” Sebut Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, Rabu, 12 September.
Di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), PT Astra grup sedang mempersiapkan pembangunan pabrik minyak terbesar di wilayah timur Indonesia. Proses pematangan lahan pabrik kini tengah berlangsung di daerah penghasil sawit itu.
Demikian pula industri pengolahan rotan di Kabupaten Mamuju. Sebagai daerah penghasil rotan, Sulbar akan membangun industri pengolahan rotan Mamuju dengan anggaran Rp180 miliar dari Kementerian
Perindustrian.
“Sudah final, lahan sudah siap, 2013 Insya Allah mulai membangun. Itu akan sangat menolong petani rotan kita, harga rotan nantinya bisa stabil karena. Desain olahannya juga sudah ada. Kedepan kita akan
minta semua kantor menggunakan kerajinan rotan ini. Dan menurut kementerian perdagangan, sudah ada tujuh negara akan jadi pasar kita,” urai gubernur.
Di bidang Migas, PT Bosowa grup telah siap mendirikan depo pertamina di Sulbar. Pemprov Sulbar juga mendapat bantuan dari pemerintah China membangun pembangkit listrik skala besar di Mamuju, dan memberikan pinjaman lunak bagi peningkatan sarana infrastruktur jalan daerah. “Tahun 2013 kita akan genjot pembangunan industri di Sulbar,” imbuh gubernur via ponsel.
Terobosan-terobosan ini, tegas Anwar, untuk menggairahkan ekonomi lokal daerah sekaligus menjawab secara positif tantangan pemerintah yang menetapkan Sulawesi sebagai koridor pengembangan ekonomi bidang pertanian, industri, minyak, serta kelautan dan perikanan.
Terobosan pengolahan potensi lokal Sulbar, lanjutnya, tidak terpusat di satu kawasan. Meski mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi, namun gubernur tidak membantah jika angka kemiskinan di Sulbar juga cukup memprihatinkan.
Olehnya, pemprov menyebar pembangunan industri sesuai potensi masing-masing kabupaten yang ada di Sulbar. “Mamasa kita persiapkan untuk industri pariwista, makanya kita genjot pembangunan infrastruktur disana. Jalan beton, dan Bandara Sumamarorong untuk mendukung industri pariwisata Mamasa,” urai gubernur.
Di Kabupaten Majene sedang berlangsung pembangunan industri perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palipi. Industri ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan warga Majene
lainnya.
Terobosan pembangunan ekonomi Sulbar diatas juga menjadi bahan laporan gubernur pada rapat koordinasi antara Badan Koordinasi Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) bersama Ketua Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Sulawesi, Sharif C Sutarjo yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan (KP).
Sebagai ketua BKPRS, Anwar Adnan Saleh memimpin para gubernur se Sulawesi, melaporkan perkembangan MP3EI pada enam provinsi yang ada di koridor Sulawesi. Pertemuan berlangsung di gedung Kementerian KP, Jakarta, awal pekan ini.
Hadir dalam pertemuan, antara lain, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, perwakilan Bappenas, Kementerian UKM, dan deputi dari Menko Perekonomian.
Gubernur Anwar tak lupa menyampaikan rencana pembangunan industri pengolahan kakao di Matra dan Polman Sulbar melalui APBN. Kebijakan ini sangat penting, mengingat, Sulbar merupakan penghasil kakao
terbesar Indonesia. Tiap tahunnya, provinsi paling bungsu ini hasilkan 140 ribu ton kakao.
“Supaya cokelat kita tidak keluar lagi, bisa diolah sendiri. Dapat menyerap tenaga kerja lokal, dan menstabilkan harga kalau harga kakao anjlok. Kebijakan ini tentu memberikan nilai tambah bagi petani dan
masyarakat kita,” papar gubernur.
Berbagai terobosan Pemprov Sulbar dalam menggenjot gairah ekonomi daerah, juga merupakan dukungan terhadap program MP3EI. (rul)